DAY 1,Warna-warni Japan Spring 2015

Menyebut kata "Jepang" mungkin sebuah analogi yang terbesit adalah sebuah kata "Mahal", 
tapi apakah definisi mahal hanya  sebatas pada kuantitas dan nominal mata uang saja?
apakah definisi mahal hanya sebagai "Harapan > Kemampuan = Mimpi" belaka
bagi kami, kata mahal tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk mengantongi suatu "deskripsi pribadi" tentang mahalnya sebuah pengalaman. 

Kata "Mahal" bagi sebagian orang mungkin menjadi momok tersendiri dan menimbulkan berbagai konotasi sebagai penghalang sebuah mimpi. 
Kata "Mahal" Terkadang menjadi sebuah tembok tebal untuk kita mencari pengalaman, untuk mendapati ada kehidupan lain yang berbeda diluar rutinitas kita, ada kegiatan sosial yang tidak temui diNegara kita, dan ada ribuan bahasa yang bahkan belum bisa kita terjemahkan. 

yahh... bukankah kita harus menghancurkan tembok tebal itu.

terkadang benar kata pepatah  "......karena harga tidak pernah bohong"

yahhhh... itu sebuah mukadimah yang amburadul.

Jepang bagi gw adalah sebuah trip ambisius yang kami susun sedemikian rupa, sebuah trip yang akan membawa kami membelah 1 kota dalam  1 hari, sebuah trip yang akan melewati rel kereta sepanjang 1300 KM tanpa henti, sebuah trip yang akan terus menggotong carier bernama "Deuter" sejauh ribuan kilometer,  trip yang paling membuat kaki gw keram-keram, punggung cantengan, nafas ngos-ngosan  efek umur juga sih.

Trip kali ini adalah trip yang benar-benar gw plan dari jauh-jauh hari,  mulai dari nyiapin pritilan2 yang harus dibawa, sampai dengan nyiapin carier khusus yang bisa ditenteng tanpa harus buat pegel punggung.


DAY 1 - OSAKA

Pengalaman terbang bersama Air Asia X dari kuala lumpur adalah pengalaman pertama kali terbang dengan pesawat airasia dengan embel-embel "X" dibelakangnya, kesan pertama sih ya "Gede" mungkin itu sebabnya dikasih nama "X" karena konotasi "X" lebih sering mengacu ke hal-hal yang berbau XTRA, karena gede jadinya  gak terlalu kerasa goncangannya dan space buat kakinya lumayan lebar, walaupun belum cukup lebar untuk pemilik kaki panjang seperti gw.

Pukul 00:50 pesawat kami take off dari KLIA 2, seperti rutinitas airasia #NoDelay
sebuah kata harus dicontoh oleh masakapi lokal kita, bahwa harga murah gak harus dibayar dengan kualitas murahan pula. dan seperti rutinitas saya juga ketika sampai seat langsung pelor *NempelLangsungMolor

Pukul 05:30 Pesawat gw landing dengan mulus alus #ngalah-nglahin kulit syahrini di Kansai International Airport Osaka, Bandara yang tidak terlalu besar menurut gw. 
setelah melewati imigrasi, kebiasan gw akan buta arah pun mulai kumat, gw bingung nyari dimana kantor Japan Railway Office buat nuker JR Pass gw. muter-muter akhirnya akhirnya nanya satpam, dan diluar ekspekatasi gw satpam langsung mengantar kami menuruni lantai demi lantai dan nunjukin kearah seberang.
liat peta lagi,,,,,,
lho kok beda dengan yang ditunjukin dibuku petunjuk.
#karena ragu akhirnya nanya lagi ketravel agent yang nonggok dilantai dasar. jawabannya tetap sama "nunjuk seberang juga" 
#FACT 1 = Orang Jepang Gak akan Nunjukin arah yang salah, kalo dia gak tahu dia pasti bilang gak tahu.

dan setelah keliling dan antri hampir satu jam lamanya akhirnya menemukan juga JR Office dan JR Pass kita akhirnya siap dipakai untuk keliling jepang.




OSAKA CASTLE.


Osaka Castle

Osaka Castle ada destinasi pertama kami, untuk sampai diosaka castle kami harus naik kereta dari stasiun Kansai menggunakan kereta express ke stasiun Tennoji dan lanjut ke stasiun osakajokoen via Osaka loop line. Dari Exit Osakajokoen jalan kaki kurang lebih 15 menit menuju main temple, untuk naik ke observation deck kita harus membeli tiket seharga 600 JPY atau kurang lebih 60 ribu rupiah.

dari observation deck kalian bisa melihat skyline kota osaka yang indah banget.
Pemandangan Kota Osaka dari Observation Deck Osaka Castle

Fee : Gratis, Karena tercover semua oleh JR Pass
Setelah eksplore osaka castle perut kamipun mulai keroncongan, akhirnya kami mencari makan siang. mencari makanan halal dijepang bukanlah perkara mudah, ibarat mencari jarum ditumpukan jerami. cobalah download aplikasi Halal navi dari smartphone kalian, aplikasi ini bener-bener akan membantu kalian menemukan makanan halal dijepang.
akhirnya kami menemukan Ali’s Kitchen, yahhhh mungkin belum berjodoh ya. Setelah dengan susah payah dan cucuran keringat kami mencari, ternyata restoran yang kami tuju sudah tutup pemirsa. Ali’s Kitchen Hanya buka saat waktu makan siang dan makan malam.
Transportasi ke Ali’s Kitchen
Osakajokoen (Osaka Loop Line) —> Morinomiya (Osaka Subway) —> Shinsaibashi exit no 12. Deket dengan H&M dan Uniqlo.


NAMBA PARK.

Namba Park dari lantai peling tinggi

Setelah lelah mencari makan siang akhirnya terpaksa kita lanjut ke namba park, berharap menemukan sesuatu yang bisa dimakan.
transportasi ke namba park.
Shinsaibashi (Osaka Subway Midosuji Line) —> Namba
Keluar melalui south gate, jalan menyebrangi zebra cross dan jalan sekitar 7 menit.
Diperjalanan menuju Namba Park kami menemukan Takoyaki, yang Inshaallah halal lah, karna gak menggunakan daging sama sekali. harga Takoyaki berkisar antara 200 - 300 yen.
Namba Park adalah semacam pusat perbelanjaan yang memadukan unsur indoor dan outdoor. diatas area perbelanjaan terdapat taman yang sejuk bener, dan uniknya temok gedung-gedung dinamba park kalau dilihat dari ketinggian seperti melihat grand canyon di US. kami menghabiskan waktu dinamba park sampai petang.
Sekitar pukul 18:00 kami menuju Dotonburi, dari namba park cukup berjalan kaki lurus terus sampai ketemu kanal diarea shansaibashi.
disini kami mengabadikan momen di papan reklame glico.
Pemandangan Kanal di Dotunburi

MENUJU KYOTO

Kereta peluru Shinkansen

Karena sudah reserved hostel di kyoto akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju kyoto menggunakan kereta shinkansen.
ini adalah pengalaman kami naik kereta cepat shinkansen, dan tidak akan menjadi satu-satunya karena di hari berikutnya kami akan lebih sering menggunakan kereta ini.
Jarak Osaka - Kyoto adalah kurang lebih 40 KM bisa ditempuh hanya dengan waktu 15 menit. Ruarrrrr biasa.
dan harap dicatat kereta disini bener-bener teng go. jadi sesuaikan jadwal dan perkiraan perjalanan menuju stasiun jika ingin bepergian dengan kereta. stasiun dijepang bukanlah seperti stasiun dikota besar macam Singapura, malaysia atau hongkong. Stasiun disini luar biasa lebih ribet karena  satu stasiun bisa terdapat lebih dari 5 jalur kereta yang berbeda. untungnya papan informasi sudah terpasang jelas,
cuman ya itu, terkadang masih juga sering nyasar *Namanya juga buta peta.
Pukul 21:30 kami tiba di Stasiun Kyoto dan melanjutkan perjalanan ke stasiun Shijo, keluar dari stasiun shijo kami merasa kaget, karena jam belum menunjukan jam 22:00 tapi suasana sudah begitu sepi. pantas saja pihak hotel menulis note “mohon konfirmasi jika kedatangan lebih dari pukul 21:00”

Melihat kyoto di malam hari layaknya seperti menilik suasana diperkampungan malam hari, suasana yang tenang, tak banyak lalu lalng kendaraan bermotor, pintu-pintu rumah sudah tertutup, deretan lampu-lampu rumah sudah mulai diredupkan, dan tentunya rumah-rumah tradisional yang terbuat dari kayu. yahhhhh kyoto merupakan perpaduan sempurna antara tradisional jepang ditengah hiruk pikuknya kota metropolitan....

....to be continued




Komentar

Postingan Populer